web 2.0
"INFORRMATIKA SERVICE CENTER" Pusat Informasi & Konsultasi (Melayani Service Komputer, Kursus Teknisi Komputer, Privat/group; 085 742 264 622

Rabu, 15 September 2010

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI SUB SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL


Makalah Ini Disusun Untuk
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran
Dosen Pengampu: Bpk. Drs. Abdul Wahab M. Pd. I













Disusun Oleh:
Chamim Achmadi                 :106006
Lilin Mafiya Maftuhah         :106010
Siti Masmu’ah                       :106018

SEMESTER V
FAKULTAS TARBIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI
TAHUN 2009

PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KEMERDEKAAN

A.    PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling mendasar dalam kehidupan kita karena pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangung jawab.

PENGEMBANGAN SATUAN BAHASAN KE DALAM SATUAN PELAJARAN

A.    PENDAHULUAN

Dalam pembelajaran yang disampaikan oleh guru selama ini yang memberikan materi pelajaran kepada siswa melalui bahan, petunjuk-petunjuk tertulis, dan sebagainya. Pada hakikatnya itu dikenal dengan istilah sistem satuan pelajaran, sedangkan penyampaian dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk tertulis dikenal antara lain dengan pengajaran modul.

MASALAH-MASALAH PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI


A.    PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling mendasar dalam kehidupan kita karena pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangung jawab. Pendidikan adalah suatu proses transfer of knowledge (ilmu pengetahuan, teknologi dan seni) yang dilakukan oleh guru/dosen kepada anak didiknya. Selain itu, pendidikan adalah alat untuk merubah cara berpikir kita dari cara berpikir tradisional ke cara berpikir ilmiah (modern).

PERWAKILAN QOBUL DALAM AKAD NIKAH MENURUT SYARI’AT ISLAM

A.    Latar Belakang Masalah

Perkawinan Menurut Hukum Islam pada dasarnya adalah suatu akad atau perikatan untuk menghalalkan hubungan kelamin antara laki-laki dengan perempuan dalam rangka untuk kebahagiaan hidup berkeluarga, yang diliputi rasa ketentraman serta rasa kasih sayang dengan cara yang di ridloi oleh Allah SWT.[1] Dalam pasal 2 Kompilasi Hukum Islam disebutkan bahwa perkawinan adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mithāqān ghālīdān untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah. Kemudian pasal 3 menyebutkan perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.[2]. Apabila pengertian tersebut kita bandingkan dengan pengertian menurut Undang-Undang No.1 tahun 1974, pada prinsipnya tidak ada perbedaan yang menonjol. Sebab pengertian perkawinan menurut Undang-Undang No.1 tahun 1974 sebagai mana tercantum dalam pasal 1, yaitu : Ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa.[3]

REFORMULASI ZAKAT DAN PAJAK DALAM PERSPEKTIF SEJARAH ISLAM

Kata Kunci: Reformulasi, Zakat dan Pajak, Perspektif Sejarah Islam.

Reformulasi adalah merumuskan kembali suatu rumusan atau konsep yang lama yang dipandang atau dianggap sudah tidak tepat lagi. Perumusan kembali ini terkait dengan rumusan atau konsep tentang zakat dan pajak . di Indonesia yang mayoritas beragama Islam dikenai dua kewajiban yang pada masa awal Islam tidak diberlakukan. Muslim Indonesia berkewajiban untuk membayar zakat dan pajak. Padahal pada masa rasulullah SAW dan Khulafaurrasyidin oarng Islam hanya diwajibkan untuk membayar zakat saja. Politik pendidikan adalah upaya untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan adil, pertanyaan mendasar yang terkait dengan pendidikan setelah bergulirnya reformasi 1998 adalah apakah politik pendidikan yang telah terjadi pasca reformasi sudah menunjukkan sebuah kemajuan pendidikan ataukah malah justru menjadi masalah pendidikan, yang pertama bisa dilihat dari anggaran pendidikan, selama ini masih terjadi disparitas yang mencolok dan tidak adil dalam pembiayaan sektor pendidikan, sekolah swasta selalu di anak-tirikan sedangkan sekolah negeri dimanjakan, selain itu anggaran untuk pendidikan juga acapkali memunculkan inefisiensi, sehingga banyak anggaran yang didistribusikan tetapi tidak cocok dengan sekolah penerima bantuan. Yang kedua adalah tentang agenda reformasi pendidikan, seperti MBS, kurikulum dan sistem evaluasi, dengan keberadaan MBS malah justru menciptakan biaya sekolah yang mahal dan sekolah bebas menarik biaya dari siswa dengan berbagai alasan, kurikulum juga setali tiga uang, artinya masih banyak kelemahan-kelemahan yang perlu dibenahi dan diluruskan, begitu juga dengan sistem evaluasi yang dilakukan secara tersentral dan nasional melalui UN, melakukan standardisasi nilai secara nasional jelas tidak adil karena setiap sekolah dilihat dari segi fasilitasnya masih timpang, di satu sisi fasilitasnya mencukupi tapi di sekolah lain masih banyak yang belum tercukupi fasilitas sekolahnya.

SIKAP DALAM MENGHADAPI TANTANGAN TERHADAP PENDIDIKAN

A.  PENDAHULUAN

Abad 21 merupakan abad global. Masa ini ditandai dengan kehidupan bermasyarakat yang berubah cepat karena dunia semakin menyatu. Apalagi ditopang kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sehingga batas-batas masyarakat dan negara menjadi kabur. Demikian pula pada sekotor ekonomi, dunia berkembang dengan pesat yang ditandai kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu profesionalisme merupakan syarat mutlak dalam kehidupan global. Apalagi pada dunia global lebih diutamakan pada penguasaan kemampuan dan keterampilan serta penuh persaingan.[1]

TANGGUNG JAWAB DAN KUALIFIKASI KONSLATOR

BAB I

PENDAHULUAN

   Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, fasilitator, dan instruktur.
  (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6). Masing- masing kualifikasi pendidik, termasuk konselor, memiliki keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor.

TASAWUF DAN ILMU LADUNI

A. LATAR BELAKANG
Ilmu kasyaf atau yang lebih dikenal dengan ilmu laduni (ilmu batin) tidaklah asing ditelinga kita, lebih – lebih lagi bagi siapa saja yang sangat erat hubungannya dengan tasawuf beserta tarekat-tarekatnya.
Kata sebagian orang: “Ilmu ini sangat langka dan sakral. Tak sembarang orang bisa meraihnya, kecuali para wali yang telah sampai pada tingkatan ma’rifat. Sehingga jangan sembrono untuk buruk sangka, apalagi mengkritik wali-wali yang tingkah lakunya secara dhahir menyelisihi syariat.

TEKNIK – TEKNIK MENDAPATKAN UMPAN BALIK

A.  PENDAHULUAN

Telah diketahui bahwa pola umum terjadinya interaksi belajar mengajar adalah interaksi tiga unsur yaitu guru, bahan pelajaran dan anak didik. Bahan sebagai isi dari proses belajar mengajar disampaikan guru untuk diterima oleh anak didik dan disini sebagai perantara untuk terjadinya interaksi belajar mengajar antara guru dengan anak didik.

Selasa, 14 September 2010

THAHARAH BISA MENSUCIKAN LAHIR DAN BATIN

A.  PENDAHULUAN

Salah satu inti ajaran yang tidak bisa terpisahkan dari agama Islam adalah 'thaharah'. Islam menghendaki umatnya menjadi umat yang bersih dan suci baik lahir maupun batin. Segala bentuk kotoran yang dapat merusak kesucian lahir dan batin manusia pasti dilarang oleh Islam. Islam bahkan menjadkan kesucian setengah dari iman. Tentunya yang dimaksud kesucian disini adalah kesucian lahir dan batin atau kesucian jasmani dan rohani.

Rabu, 01 September 2010

MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTRUKSIONAL

A. MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTRUKSIONAL
Pengembangan sistem intruksional ialah proses menciptakan situasi dan kondisi tertentu yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan perilaku pengembangan sistem ini memerlukan pemantauan interaksi siswa. Pengembangan senantiasa didasarkan pada pengalaman. Pengamatan yang sesama dan percobaan yang terkendali.

Merombak Pendidikan Agama Islam

JIKA kredibilitas Departemen Agama dipertanyakan dalam mengelola pendidikan, maka Depag harus legawa (rela) melepaskan Universitas Islam Negeri (UIN) kepada Departemen Pendidikan Nasional. Hakikatnya UIN tidak berbeda dengan Perguruan Tinggi yang di dalamnya mengelola Fakultas Agama. Departemen Agama seyogianya dapat melepaskan beban politis ideologis; artinya, tidak perlu khawatir nilai dan pesan- pesan agama terdistorsi, karena sudah ada Undang-Undang Pendidikan Nasional yang menjamain tumbuh berkembangnya nilai-nilai agama dalam pendidikan formal.

Menggapai Kesucian Jiwa Dengan Berwudhu

Kita sudah sering menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah. Sudah berapa kali kita mendapatkan teguran dari Allah, melalui musibah, penyakit dan lainnya? Begitu juga, betapa banyak kita telah membaca ayat-ayat Allah?
Akan tetapi, mengapa hati kita tidak tergetarkan oleh itu semua? Bahkan kita tetap merasa tidak terpanggil untuk kembali kepada Allah. Tidakkah kita berpikir walau hanya sejenak, mengapa hati kita sedemikian keras? Mengapa jiwa kita sedemikian kaku? Bukankah Allah Ta'ala telah berfirman, yang artinya: Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabbnya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik, (yaitu) Al-Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang. Gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Rabb-nya, kemudian menjadi lunak/tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Ia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk. (Qs az-Zumar/39:22-23).

Memaknai Peristiwa Hidup

"Every adversity, every unpleasant circumstance, every failure, and every physical pain carries with it the seed of an equivalent benefit". 

(Ralp Waldo Emerson)
Kalimat bijak diatas mungkin sangat mudah dimengerti. Tetapi ketika mengalami kegagalan maka hanya sedikit individu yang bisa mengaplikasikan makna yang terkandung dalam kalimat tersebut. Sama halnya dengan kata bijak yang lain: "Kegagalan adalah sukses yang tertunda". Benarkah?  

Massa Punya Psikologi Sendiri

KETIKA banyak parpol yang mengerahkan massa ke KPU dan dengan beringas menduduki kantor KPU, karena tidak lulus kualifikasi, banyak yang mencemaskan keamanan Pemilu 2004. Apalagi saat banyak caleg yang ikut-ikutan membawa massa berunjuk rasa ke kantor DPW atau DPP masingmasing gara-gara nomor urutnya digusur dari nomor jadi ke nomor tidak jadi. Langsung para pakar meramalkan, Pemilu 2004 akan berdarah-darah.

KURIKULUM PENDIDIKAN

A. PENDAHULUAN
Secara tradisional, "kurikulum" biasa dimengerti sebagai serangkaian program yang berisi rencana-rencana pelajaran yang telah disusun sedemikian rupa yang dapat dipakai secara langsung oleh guru untuk mengajar.[1] Guru beranggapan bahwa semua yang telah disusun dalam rencana-rencana pelajaran itu harus diikuti setiap detailnya dengan setepat mungkin. Akibat dari pengertian ini guru menjadi frustrasi karena ketika dipraktekkan, semua hal dalam rencana pelajaran itu tidak dapat diikuti semuanya dengan tepat. Tapi guru merasa rencana pelajaran itulah satu-satunya pedoman utama yang harus diikuti karena pelajaran yang ada di kurikulum itu dibuat oleh para ahli, sehingga pasti sudah baik dan mereka tidak perlu mengubahnya lagi. Guru akhirnya makin lama makin terpancang dengan rencana pelajaran yang telah disusun tsb. dan tidak dapat mengembangkan idenya sendiri sehingga bahan dalam kurikulum itu bukannya menjadi penolong bagi GSM tapi malah menjadi penghalang bagi guru untuk berkembang.

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DAN KAITANNYA DENGAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR


I.    Kedudukan Dan Fungsi Bahasa
Kita sebagai pengguna bahasa, tentunya familiar dengan istilah kedudukan dan fungsi. Bahkan, terkadang kita pakai dalam berbahasa sehari-hari. Sebagai contoh kalimat “ kedudukanku di perusahaan tempatku bekerja adalah sebagai staf administrasi, fungsi staf administrasi sebagai pencatat keuangan “. Dari dua contoh kalimat tadi dapat disimpulkan, istilah kedudukan  memiliki makna lebih umum, sedangkan istilah fungsi mempunyai arti yang lebih khusus. Sehingga, antara istilah kedudukan dan fungsi, terjadi hubungan vertical.

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS SISWA

Abstrak: Salah satu bagian dari mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah berpuisi dengan standar kompetensi agar siswa memiliki kemampuan menulis dan membaca yang melibatkan aspek lafal, intonasi, kebermaknaan, ekspresi, dan gagasan. 


ILMU PENDIDIKAN ISLAM

I. PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
             Didalam setiap pendidikan formal kurikulum adalah bagian yang    sangat  penting. Karena kegiatan utama pendidilkan adalah dalam rangka melaksanakan kurikulum yang telah ditetapkan. Disamping itu, kurikulum juga berfungsi untuk menjabarkan idealisme, cita-cita pendidikan kedalam langkah-langkah nyata yang akan menjadi pedoman untuk melaksanakan proses pendidikan.
Dengan kata lain, kurikulum merupakan salah satu komponen dalam dunia pendidikan, dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada setiap jenis pendidikan. Untuk itu boleh dikatakan bahwa pendidikan identik dengan kurikulum, dan kurikulum harus bisa menjawab tantangan zaman yang semakin pelik di era sekarang ini.
Unruk menjawab tantangan zaman tersebut tersebut, maka diperlukan kurikulum yang harus selalu berkembang yang sesuai dengan kebuthan di era sekarang ini, yaitu dengan pembaharuan-pembaharuan kurikulum oleh pemerintah guna tercapainya efektifitas penggunaan kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

BUKU FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


SEDIKIT MENGENAL TENTANG FILSAFAT
Kata-kata "filsafat", "filosofi", "filosofis", "filsuf", "falsafi" bertebaran di sekeliling kita. Apakah pemakaiannya dalam kalimat-kalimat sudah tepat atau sesuai dengan arti yang dimilikinya, kita acapkali tidak merisaukan hal itu, mungkin karena kita sendiri juga kurang paham dan belum berkesempatan memeriksa beberapa literatur atau pun bertanya kepada mereka yang berkompeten menjelaskan hal itu. Sementara itu, kita mengerti bahwa beberapa peristilahan ada karena memiliki latar belakang yang unik.

DASAR-DASAR PENDIDIKAN

zain+fotoPendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Yang sudah barang tentu dalam menjalankan kelanjutan pendidikan tersebut harus ada alat sebagai pegangan yang salah satunya adalah adanya kurikulum.

DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN


Abstrac
Dalam pendidikan baik dalam lembaga pendidikan maupun diluar lembaga harus didasarkan dengan beberapa hal karena dengan adanya dasar dan tujuan dapat membawa lancarnya proses dalam dunia pendidikan. Ada beberapa hal yang menjadi dasar dalam pendidikan diantaranya adalah dari dasar filosofis, sosiologis, dsb[1]. Dasar pendidikan dan tujuan ini mungkin dikatakan agak berbeda menurut para ahli tetapi masih banyak kesamaan-kesamaan.

CIRI UMUM DAN CIRI KHUSUS PANDIDIKAN AGAMA ISLAM

A.    PENDAHULUAN
Pendidikan Agama merupakan satu dari tiga subjek pelajaran yang harus dimasukkan dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan formal di Indonesia. Hal ini karena kehidupan beragama merupakan salah satu dimensi kehidupan yang diharapkan dapat terwujud secara terpadu dengan dimensi kehidupan lain pada setiap individu warga negara. Hanya dengan dengan keterpaduan berbagai dimensi kehidupan tersebutlah kehidupan yang utuh sebagaimana yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia dapat terwujud. Pendidikan agama tidak hanya sekedar menekankan  untuk mengajarkan ajaran agama kepada peserta didik, tetapi juga menanamkan komitmen terhadap ajaran agama yang dipelajarinya.

ANTARA CITA DAN CINTA


BAHASA NOVEL

A.    LATAR BELAKANG
Dalam dunia pendidikan baik di tingkatan SMP, SMA, tidak asing lagi apa yang dinamakan novel bahkan kadang kala bagi anak yang kreatif, setingkat SD pun mereka sudah bisa atau mengetahui bagaimana cara mengaplikasikan novel tersebut. Karena dengan adanya perkembangan zaman yang semakin pesat, mungkin dengan adanya anak terlalu sering menonton televisi sehingga mereka tahu bagaimana cara mengolah pikirannya untuk berkarya seperti novel itu sendiri. Dengan adanya proses bagaimana cara penulisan serta pengaplikasian dalam novelini ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada seseorang misalnya: dalam mengolah bahasa supaya kelihatan menarik, penataan kata-kata sehingga tersusun dengan baik dan benar menurut bahasa Indonesia yang benar, caya penbacaan (pengucapan) dsb.[1]

ALIRAN-ALIRAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM


A.   PENDAHULAN
Aliran-aliran pendidikan telah dimaulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalm kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini. Oleh karena itu bahasan tersebut hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran klasik, pengaruhnya sampai saat ini dan dua tonggak penting pendidikan di Indonesia.

AGAMA PADA MASA DEWASA DAN USIA LANJUT


  1. PENDAHULUAN

Kata agama bisa saja disebut dengan istilah religi yaitu berasal dari bahasa Latin religere yang berarti kumpulan atau bacaan. Pengertian ini sejalan dengan keadaan sebagai kumpulan cara mengabdi kepada tuhan yang terhimpun di dalam kitab suci yang selanjutnya menjadi bacaan. Selain itu ada pula yang mengatakan bahwa kata reeligi berasal darikata religare yang berarti mengikat. Hal ini sejalan dengan sifat agama yang bersifat mengikat para pengikutnya untuk patuh, tunduk dalam menjalankan ajaran agama itu.
Pengertian agama dari segi istilah dapat dirumuskan sebagai pengakuan terhadap adanya hubungan manusia terhadap kekuatan ghaib yang harus dipatuhi, kekuatan ghaib itu menguasai manusia, dan mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia. Agama dapat pula berarti ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang rosul.[1]

Tinggalkan Komentar

free counters

¾